Industri parfum lokal berkembang pesat dalam lima tahun terakhir. Bila dulu parfum lokal lebih identik dengan bau sintetik atau bahkan refill (isi ulang), kini aromanya jauh lebih otentik, beragam dan unik.
Parfum Eropa, terutama dari Italia dan Prancis, begitu merajai Tanah Air sebelum era 2010an. Baru setelah 2017 parfum lokal mulai ramai bermunculan.
Bisnis ini bahkan tumbuh kencang di era pandemi Covid-19, dan diperkirakan masih akan kencang gaungnya dalam beberapa tahun ke depan.
Meningkatnya kelas menengah, berkembangnya e-commerce, serta melimpahnya minyak atsiri di Indonesia membuat bisnis parfum lokal semakin wangi. Data Kementerian Perindustrian menyebut dari 99 jenis tanaman minyak atsiri di dunia, 40 jenis tanaman minyak atsiri tersebut tersedia di Indonesia.
Data Statista menunjukkan nilai market industri beauty & personal care di Indonesia diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 4,40% per tahun pada 2023-3038, termasuk parfum. Industri parfum lokal diperkirakan akan tumbuh dari US$ 373,09 juta atau sekitar Rp 5,54 triliun pada 2018 menjadi US$ 491, 36 juta atau Rp 7,68 triliun pada 2028.
